Saturday, October 23, 2004

|| UJUNG JALAN THAMRIN ||

I.

Seorang artis menyorot seorang tukang koran pinggir Jl.Thamrin. Lelaki kecil itu diajaknya untuk duduk bersamanya di depan kamera, sambil mulai menanyainya beragam pertanyaan . Jutaan orang menontonnya dari dari layar televisi. Sia-sia , usaha menarik simpati untuk si bocah berubah menjadi sebongkah pembangkangan kala dia tanpa sadar tengah mendidik agar si bocah itu berpikir untuk tidak lagi ikhlas menjadi tukang koran, seolah - olah tukang koran adalah pekerjaan hina dan penuh penderitaan. Dia telah lupa , bahwa hidup adalah ujian untuk mampu terus berikhtiar, dan jangan pernah ada suudzon barang setitik pada-Nya.


II.

Sekelompok orang berduyun - duyun menghancurkan sebuah rumah yang katanya adalah rumah bordir. Lima perempuan keluar dengan wajah terkejut, mereka lupa kalau bulan ramadhan telah dimulai sejak hari ini, sebab selain bulan ramadhan rumah bordir selalu tenang menjadi wadah mencari uang bakal belanja baju lebaran anak-anaknya di kampung.


III.

Aku bersimpuh pada-Mu Illahi, mohon ampun atas segala dosa bahkan meski dia baru berasal dari sebuah niat dan dari sebuah khilaf. Mudahkanlah aku dalam segala urusanku di dunia dan akhirat ya Allah, dan kelak kala aku harus menghadapi ujian dalam hidup ini, jadikanlah aku layaknya seorang yang soleh dalam menghadapinya. amin.


Thursday, October 07, 2004

|| KERETA DESEMBER UNTUK OKTOBER ||

masihkah kau ingat jeritan kereta bulan Desember , yang merubah segala kisah hidupmu.
berani! itu jawabmu.

Oktober 2004




Hei!
detum-detum nafsumu gelagat rindu di atas sepotong ranjang,
jelujuri tubuh dari jemari yang lebih mirip kantung - kantung rindu,
kenapa harus bercinta untuk mencintaimu?
"ah, sungguh aku mecintaimu," begitu desahmu.

2004

Tuesday, October 05, 2004

TUHAN , IJINKAN AKU UNTUK BERCINTA DENGANNYA

tiada ada sebelumnya gairah , yang begitu bergairah selain gairah ini,
gairah untuk bercinta denganmu,
tapi sungguh aku takut untuk memulainya,
tapi aku enggan melepaskannya,


aku belum pernah bernafsu , selain nafsu yang penuh nafsu ini,
nafsu untuk memaggut bibirmu dan merengkuh apa yang kau miliki untuk menjadi milikku hingga ke jiwa,
sampai lunglai kalbumu kubawa serta hanyut di kalbuku,
tapi sungguh aku takut karena-Nya
tapi aku enggan meninggalkannya


Sungguh aku ingin mengalirimu kasih dan sayang dari sebentuk lekukan tercipta di buah dadaku, seperti kelak kualiri kasih dan cinta untuk anak-anakku , padamu,
hingga damai kualiri jiwa dan ragamu dengan air kehidupan yang sengaja dicipta-Nya dengan segala kesempurnaan-Nya,
tapi sungguh aku melarikan diri karena-Nya
tapi sungguh aku bersujud ringkuh kepada-Nya,


belum,
belum pernahaku begitu terpesona untuk beradu jiwa denganmu di bawah temaram bintang,
belum pernah detum-detum birahiku begitu menjeritkan namamu,
sungguh, aku bersembunyi darimu karena-Nya,
aku menangis karenanya,


Tuhan, ijinkan aku untuk bercinta dengannya,

Jeanny suryadi

last September 2004