Saturday, July 31, 2004

|| EMBUN SANG AFORSIMA ||

WAKTU
karena memang butuh istirahat penuh, maka sang dokter memperingatkan agar perempuan itu menghabiskan waktunya dengan tidur, menonton televisi, mendengarkan radio serta membaca novel. Dengan berat hati ditinggalkannya semua pekerjaan kantor, dengan mencari penyakit baru berbaring diatas ranjang penuh air mata , menanti kekasih pulang meski dia tidak pernah kembali.



IBU
lagi-lagi yang terhidang dimeja makan adalah mie instant pada mangkuk kaca bisu yang sudah tidak lagi paham apa arti selera. Mungkin memang sudah terlalu capek baginya untuk memasak, membereskan rumah atau mengerjakan pekerjaan ibu rumahtangga lainnya diusianya yang sudah hampir pensiun. Jadi beliau hanya berbaring diatas ranjang, sebab baru setelah dia bercerai dia bisa merasakan istirahat dijiwanya.



MERANTAU
Untuk merasakan dirinya benar-benar berada di tanah rantau disetelnya lagu campur sari dari radio diatas meja riasnya , berharap dia paham betul bahwa ini belum diakhir perjalanan yang disebut dengan : pulang.



KERINDUAN
karena rindu akan kenangan semasa perjalanan diwaktu muda, seorang perempuan tua duduk didepan kaca jendela melepas pandangan pada hamparan lampu-lampu yang mulai menyala melengkapi udara maghrib, persis sama seperti yang dia rasakan saat duduk berhari-hari pada kursi bus disaat muda saat bekerja sebagai pemadu wisata,duduk tepat dibawah jendela bus melepas pandangan pada udara maghrib dan lampu -lampu malam yang tengah bercinta.


TERDAKWA
dengan penuh airmata lelaki itu bersusah payah menjeritkan teriakan pilunya karena telah melakukan tidakkan tidak manusiawi, setelah tembok dan atap seolah-olah tak berhenti menyalahkannya ,juga layar televisi yang terus mengejarnya dengan tayangan tajuk kriminal hampir setiap putaran jamnya dengan penuh tangisan keluarga korban serta sumpah serapahnya.



SANG SUAMI
Seorang suami dengan sabar mendengar keluhan istrinya yang tidak berhenti meski waktu menunjukan hampir pukul satu dini hari.Karena sebuah janji yang telah diucapkannya dulu, dan sebab cinta bisa menghalau segaladuka, dan bukankah setiap manusia punya satu kebiasaan buruk? Jadi dia hanya diam sepanjang malam itusebab saat akhirnya mereka tertidurpun pasti tangan sang istri terkulai jatuh pada dadanya.



31 July 2003

0 Comments:

Post a Comment

<< Home