DIUJUNG JALANMU
tengoklah kebawah,
sebab disana masih ada sebuah telaga dengan serakit perahu sampan,
untuk kau teruskan perjalanan,
2004
diam, dan percaya saja apa kataku,
bahwa setiap perjalanan akan diakhiri dengan tibanya sebuah tujuan
kalau kau terus berjalan, meski lambat...
tanah Sumatera
entah siapa yang menulis naskahku
untuk aku berjalan lurus ditengah malam, didepan hamparan pintu-pintu toko yang membisu,
dijatuhi sinar-sinar neon bergelayut sepi,
inikah jalanku?
perempuan bersepatu tali, menggendong tas bertumpuk tiga buah buku,
catatan harian,
pelajaran,
serta
biografi cerita tentangmu,
22 Juli 2004
1 Comments:
seneng juga nulis puisi ya?
[puisi anak jalanan] menanggapi puisikukah?
memang dilematis bukan?
Post a Comment
<< Home