Friday, July 02, 2004

SAJAK - SAJAK DIATAS JEMBATAN

SAJAK - SAJAK DIATAS JEMBATAN

Lalu seperti biasa , aku memandangimu,
Mencoba mencari keindahan yang selalu timbul seperti kata mereka,
Kala kita sedang jatuh cinta,

Semua nampak biru,
Sepi tanpa suara,
Atau memang aku yang tidak bisa menyentuh keindahan itu,

Kembali kupandangi rupamu yang sedang tertidur,
Kau lebih banyak diam daripada bicara bahkan merayu,
Merajuk,
Atau memuji,
Atau aku saja yang tidak paham kalau itu adalah salah satu dari ungkapan cinta,
Dengan diam dan senyum…

Juni 2004

bersiap-siap aku melepaskan lipatan sayap dari lengan dan punggungku
aku akan melompat tinggi, dan jatuh tepat didepanmu lebih dari yang kau kira
saat musuh itu menghantam tempatku berdiri
tapi aku sudah terlalu jauh untuk kau sentuh
2004 Semarang

sengaja aku tidur lebih panjang dari waktu yang ada
sebab aku tidak akan sanggup menjawab serentetan pertanyaan dari bibirmu,
tentang aku, kau dan dunia yang akan kita ciptakan nanti,
sebab aku sendiri masih buta akan duniaku
terhempas 2004

jembatan itu dibangun dengan cinta diatas telaga
diharapkan bisa menghubungkan lebih cepat lagi urusan hati dari dua kota
dan hasilnya ,
masing - masing dari kita tidak terlalu suka saling mengunjungi dengan berlari cepat melewati sang jembatan,
selain duduk - duduk ditengah jembatan itu tanpa alas dan baju hangat,
2004

secangkir kopi yang kubuatkan untukmu masih tersisa setengah lagi,
tapi kau sudah buru - buru pergi mengejar matahari
sedang sinarku lebih terang daripada sang mentari
tapi kau tak pernah menyadarinya
Juni 04

0 Comments:

Post a Comment

<< Home